BERITA BARU ■ Dampak wabah corona menyebabkan banyak perusahaan gulung tikar. Tak hanya itu, pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak terhadap karyawan pun sulit dihindari. Efek paling nyata adalah perantau tidak bisa mencari nafkah ditempat biasa ia bekerja, karena pabrik tutup bahkan bangkrut.
Hal ini yang dialami oleh para perantau dari Pemalang. Hilangnya penghasilan, karena tidak punya pekerjaan, menjadi beban baru guna menafkahi keluarga.
Tujuh orang warga dukuh Tumbu ds Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jateng ternyata masih beruntung. Saat pabrik di Jakarta yang selama ini menjadi harapan tutup akibat pandemik corona, mereka bisa kerja di Pabrik Batako Ngudi Makmur Pulosari.
Kepada reporter BeritaBaru.id, mereka mengakui setelah adanya Covid-19 terpaksa tidak berangkat lagi ke Jakarta, karena Pabriknya tutup akibat bangkrut. Praktis tenaganya sudah tidak dibutuhkan lagi.
Beruntung ada pengusaha muda mau menampung untuk dipekerjakan di pabrik batako di desanya.
Menurut Lugimin, pemilik usaha paving blok dan batako press, perekrutan karyawan korban PHK semata demi kemanusiaan. Mereka tidak bisa cari uang di kampung, karena kebiasaan merantau. Sementara usia, skil dan kemampuan monoton tentunya akan menyulitkan cari kerja di bidang lain, sedangkan mereka tidak punya ketrampilan lain, apa lagi finansial untuk berwiraswasta.
"Alhamdulillah, saya punya jenis usaha yang sesuai dengan keahlian mereka, tak ada salahnya kalau gabung, berkarya di kampung halaman untuk membangun desa, asal ulet, jujur dan disiplin, insha Allah tidak nganggur. Produk kami sudah dikenal dan dipakai oleh pelanggan hingga lintas kabupaten. Bahkan beberapa bangunan perusahaan besar mau pakai produk kami," jelas Lugimin.
Lugimin menambahkan, dengan kehadiran mereka di tempat ini, dia berharap bisa mempunyai mata pencaharian lagi untuk menopang kebutuhanya.
"Yang penting mau dan mampu mengelola usaha ini, supaya lebih baik, setidaknya bisa mempertahankan kwalitas yang sudah ada," ujarnya, kemarin (5/7).
Alasan lain yang mendorong Lugimin mau menampung putra daerah untuk berkarya itu, menurutnya secara kebetulan di tempat kerja sebelumnya, mereka sudah sangat mahir dan berpengalaman meracik hingga memproduksi Batako.
"Suatu kebetulan pula, mesin yang ada, juga di datangkan dari pabrik asal mereka kerja," terang pengusaha muda ini.
Atas kepeduliannya itu, beberapa karyawan baru yang diterima bekerja di pabrik Batako ini mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih banyak kepada pak boss yang mau menampung kami bergabung disini," kata Agus sembari berharap agar usahanya tambah maju, sehingga bisa merekrut rekan senasib di desanya.
■ Himawan