BERITA BARU | BREBES — Alih Pungsi lahan agraris yang berubah menjadi industri di Brebes menjadi sorotan publik. Sejumlah warga Desa Bangsri Kecamatan Bulakamba Brebes yang wilayahnya menjadi lahan peruntukan industri menyampaikan sejumlah poin yang berisi tuntutan kesejahteraan dan prioritas kearifan lokal.
Tuntutan tersebut disampaikan melalui sebuah deklarasi dan pengukuhan Gerakan Aksi Solidaritas Bangsri (GAS), pada Jum'at (20/7) siang di aula Balai Desa Bangsri.
Salah satu poin GAS, mendorong dan mendukung Pemerintah Desa Bangsri untuk langkah kepada Pabrik di wilayahnya demi kemaslahatan warga desanya.
Sementara dalam sesi penyampaian diketahui, masyarakat Bangsri meminta kepada sejumlah pabrik di wilayahnya untuk lebih memprioritaskan tenaga lokal.
"Warga kami yang miliki ijasah SMP dan SMA itu kami harap dimudahkan untuk masuk menjadi tenaga kerja di pabrik yang ada di Bangsri, jangan malah tenaga kerja luar dimudahkan tetapi warga lokal sulit mendaftar, warga kami selain perempuan juga banyak pria dan itu tentu butuh pekerjaan," kata Wahid salah satu warga.
Hal sama disampikan warga lain, ia yang mengaku gagal mendaftar pekerjaan beberapa kali meminta pabrik memprioritaskan tenaga lokal.
"Betul, kami sebagai warga disini sudah beberapa kali mencoba mendaftar tetapi gagal masuk, dan mestinya mereka lebih memprioritaskan tenaga lokal," kata salah satu warga itu.
Lain halnya disampaikan peserta lain, ia cenderung menginginkan lahan pertanian tetap menjadi perhatian.
"Kami warga Bangsri mendukung adanya pabrik, tetapi tentu juga tidak mengabaikan lahan pertanian, saat ini adanya sejumlah pabrik di Bangsri berdampak pada saluran air untuk pertanian," kata salah satu peserta.
Sementara Sofyan, Ketua Gerakan Aksi Solidaritas (GAS) Desa Bangsri mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesejahteraan masyarakat terutama di bidang masalah kerja, lingkungan dan soaial.
"Harapan kami yaitu mensejahterakan masyarakat, membangun martabat desa dan bisa mandiri dengan pembangunan desa," ujarnya.
Menurutnya, GAS adalah gerakan murni yang lahir secara organik atas dasar kegelisahahan dan keresahan masyarakat desa Bangsri.
Hal sama disampikan ketua PCD GMNI Brebes, Desa Bangsri disampikanya merupakan gambaran kecil atas realita yang ada di brebes. Bahwasanya Kabupaten Brebes yang dijadikan Kawasan Industri Brebes (KIB) belum bisa memberikan dampak positif secara penuh. Bahkan dikatanya cenderung menimbulkan masalah sosial dan lingkungan.
“Ini merupakan hal yang miris ketika tuan tanah tidak mendapatkan kemanfaatan dari tanahnya sendiri, bahkan cenderung dampak yang di dapat, Maka kami PDC GMNI Brebes sangat mendukung aksi solidaritas desa Bangsri, berjalan beriringan dengan GAS. Dan Pemda juga harus tegas awasi perusahaan agar laksanakan kewajibannya serta mencari solusi akan masalah yang terjadi," beber Faizal Ramadhan, ketua PCD GMNI Brebes.
Disisi lain, Aktivis Pemerhati Masyarakat dan Lingkungan (Pemali) Brebes, Gusti menilai Perusahaan sudah seharusnya memberikan kontribusi besar mendukung kemajuan pembangunan di Brebes, terutama dalam upaya mensejahterakan masyarakat.
Menurutnya, banyak cara yang bisa dilakukan Perusahaan untuk berperan lebih dengan melibatkan masyarakat dalam mendukung program pemerintah Daerah.
"Salah satunya perusahaan bisa mendukung petani dengan memberikan bantuan bibit bawang merah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Selain itu, perusahaan juga dapat memberikan CSR lainnya dalam bentuk bantuan biaya pendidikan kepada pelajar setempat atau memberikan bantuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di sekitar mereka," ungkapnya.
Masih dikatakanya, CSR harus tepat sasaran yang dapat dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat, misalnya bantuan infrastruktur jalan.
Sementara dalam acara itu selain dihadiri sejumlah warga, Kades Bangsri dan Perangkat lain serta dari unsur Muspika turut hadir, namun pantauan media tidak ada perwakilan dari perusahaan. (RN)
Social Header